Senin, 14 Juni 2010

PENDEKATAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENDAHULUAN

A. Pemanfaatan Teknologi Sebagai Bagian Dari Kurikulum

Dalam mengembangkan kurikulum, salah satu prinsip yang perlu diperhatikan adalah "sesuai dengan kebutuhan". Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu mendapat sorotan masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan industri, orang tua dan lain-lain yang merasa berkepentingan dengan hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad, (2000:2) mensinyalir bahwa kurikulum yang diciptakan untuk "Memecahkan Masalah Tertentu Ternyata Lahir Justru sebagai Masalah". Oleh karenanya, pengembang kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan koreksi terhadap kekurangan-kekurangannya dan mencari alternatif pemecahan masalah yang kreatif, inovatif dan misioner.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad ke-21 ada tiga indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu : (1) kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan, (2) kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik dalam segi sosial budaya dalam segi politik dalam segi ekonomi maupun dalam segi fisik biologis, dan (3) kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan. Sementara itu, Wardiman (1996: 3) menyatakan bahwa pendidikan hendaknya dapat meningkatkan kreativitas, etos kerja dan wawasan keunggulan peserta didik.
Dari dua pendapat tersebut nampaknya terdapat kesamaan misi dan visi yang didasarkan pada kenyataan bahwa dunia nyata yang akan dihadapi oleh para peserta didik penuh dengan persaingan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali kemampuan guna mengantisipasinya dan dapat mencari alternatif penyelesaian masalah kehidupan yang dihadapinya.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik adalah adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang salah satunya berwujud teknologi.
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Teknologi is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi yakni; “cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.”
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi "dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu :(1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Di berbagai negara dirasakan bahwa pendidikan teknologi perlu diperkenalkan pada peserta didik sejak usia dini. Hal ini amat dibutuhkan, sebab dalam kehidupan di sekitar umat manusia banyak sesuatu hal yang merupakan hasil teknologi. Satchweld & Gugger berpendapat bahwa: (1) teknologi merupakan aplikasi pengetahuan, (2) teknologi merupakan "Application Based" karena merupakan kombinasi dari pengetahuan, pemikiran, dan tindakan, (3) teknologi mengembangkan kemampuan manusia karena dengan teknologi memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada, dan (4) teknologi berada dalam ranah sosial dan ranah fisik oleh karenanya dikenal adanya teknologi keras dan teknologi lunak.
Pertanyaannya adalah, teknologi yang mana, teknologi yang bagaimana, dan teknologi untuk siapa yang cocok dan tepat bagi anak seusia SD dan SLTP. Dalam kaitan ini, Soedijarto (2000: 81) membari panduan bahwa materi apapun yang dipelajari oleh siswa ukuran keberhasilannya adalah: (1) melahirkan manusia yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan mutu kehidupan (meningkatkan penghasilan dan daya beli, meningkatkan kesehatan dan berbagai dimensi kehidupan yang menunjukkan kebermutuan kehidupan, dan (2) martabat manusia (memperoleh kehidupan dan pekerjaan yang layak).
Untuk mencari "apa" nya pendidikan teknologi di pendidikan dasar, dapat menggunakan pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu: (1) kurikulum subjek akademis, sebab pada dasarnya teknologi ada sejak manusia itu ada, dan pengetahuan tentang teknologi begitu banyak; (2) kurikulum humanistik, sebab pendidikan teknologi mengajarkan bagaimana setiap individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya; (3) kurikulum teknologi, sebab pendidikan teknologi selain peserta didik memiliki kompetensi-kompetensi tertentu melainkan juga dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan desain pembelajaran tertentu; (4) kurikulum rekonstruksi sosial, sebab konsep pendidikan teknologi dapat dengan mudah terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas atau eksperimen (Confrey, 1990: 20). Hal ini dapat dipandang bahwa peran interaksi sosial merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengembangan kurikulum teknologi..
Diperuntukan kepada "siapa" pendidikan teknologi tersebut? Nampaknya teori perkembangan Piaget dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar tersebut. Dalam teori Piaget dinyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik. Menurut teori ini, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual yang dilalui peserta didik dan dibagi dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap sensorimotor, ketika anak berumur 1,5 – 2 tahun, (2) tahap pra-operasional, ketika anak berumur 2/3 – 7/8 tahun, (3) tahap operasional konkrit, ketika anak berumur 7/8 – 12/14 tahun, dan (4) tahap operasional formal, ketika anak berumur 14 tahun ke atas (Dahar, 1989: 149-165).
Selanjutnya, teori ini juga menjelaskan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) asimilasi, proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif seseorang, (2) akomodasi, proses kognitif seseorang dengan pengetahuan yang baru, dan (3) ekuilibrasi, proses penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi dan akomodasi.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana pola pembelajaran pendidikan teknologi dilaksanakan di sekolah?. UNESCO melalui "the International Commission on Education for the Twenty-first Century" yang dipimpin oleh Jacques Delors sebagaimana dikutip Soedijarto (2000: 85) menyatakan bahwa untuk memasuki abad ke-21, pendidikan perlu dimulai dengan empat pilar proses pembelajaran , yaitu : (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Lebih lanjut Soedijarto menyatakan bahwa proses pembelajaran ideal ini dengan sendirinya akan selalu berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan peserta didik dan akan dapat menghasilkan manusia terdidik yang mampu membangun masyarakatnya. Dengan demikian maka peserta didik diharapkan akan merasakan manfaat dari pendidikan.
Dengan adanya suatu lembaga pendidikan yang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik maupun masyarakat, maka kiprah dunia pendidikan akan dapat memperoleh dukungan dan peran serta secara aktif dari peserta didik maupun masyarakat itu sendiri.
Dari beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan di atas maka dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan teknologi mangacu atas hal-hal sebagai berikut :

PEMBAHASAN

Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penetrapan prinsip-prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misal :

Persiapan sebelum mengajar
Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
Tingkat intelegensi siswa
Materi pelajaran yang akan disampaikan
Tujuan perencanaan :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.

Untuk mencapai hasil belajar yang efektif guna dijadikan pedoman dalam setiap membuat perencanaan berikut aspek-aspek persiapan yang harus dilakukan :
a. Persiapan terhadap situasi
Hal ini mancakup; tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.

b. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi,
Tujuannya adalah; untuk mengetahui keadaan siswa tersebut atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa, seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.

c. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Termasuk didalamnya tujuan instruksional; apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup diantaranya; pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-alat evaluasi.

d. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas-batas, luas dan urutan-urutan pengajaran perlu di persiapkan. Diantaranya :
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab atau diskusi

e. Persiapan dalam penggunaan alat-alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
f. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang diterapkan
Jenis alat evaluasi yang digunakan meliputi: Bentuk test apakah test tertulis maupun test lisan.
Jenis- jenis perencanaan
1. Menurut Besaran : a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencanaan Mikro
2. Menurut Telaahnya : a. Perencanaan Strategi
b. Perencanaan Manajerial
c. Perencanaan Operasional
3. Menurut Jangka Waktunya : a. Perencanaan Jangka Panjang
b. Perencanaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek
Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Terbagi atas dua bagian :
a. Tujuan Pembelajaran Umum
b. Tujuan Pembelajaran khusus
Kriteria : 1. Harus menggunakan istilah- istilah yang operasional, Seperti : menuliskan, menyebutkan, menghitung, membedakan, dan sebagainya.

2. Harus dalam bentuk hasil belajar
Adalah Menggambarkan hasil belajar yang diharapkan pada diri siswa setelah ia menempuh segala KBM atau dengan kata lain hasil apa yang sudah diperoleh setelah ia mempelajari suatu pokok bahasan.

3. Harus berbentuk tingkah laku dari para siswa
Artinya Setelah siswa mempelajari pokok bahasan tsb adanya perubahan pengetahuan tentang materi pelajaran.
4. Hanya meliputi satu jenis tingkah laku
Adalah Kemampuan yang dimiliki oleh siswa cukup hanya terbatas saja.

II. Mengembangkan Evaluasi
Yang harus dilakukan dalam mengembangkan evaluasi;
Perlu ditentukan jenis- jenis test yang harus di buat diantaranya :
• Mengembangkan alat evaluasi
• Perencanaan Disain Instruksional
Penyusun Perencanaan Disain Instruksional di dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
• Apa yang menjadi tujuan pembelajaran
• Bagaimana prosedur dan sumber- sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
• Bagaimana kita mengetahui bahwa hasil belajar yang dihasilkan telah tercapai.

Faktor- faktor yang harus diperhatikan seorang guru dalam media pengajaran :
a. Relevansi pengadaan media pendidikan
b. Kelayakan pengadaan media pendidikan
c. Kemudahan pengadaan media pendidikan
Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam menggunakan media pendidikan :
a. Apakah guru tersebut memahami manfaat media pengajaran
b. Guru harus terampil dalam menyediakan media pendidikan.
Media pendidikan di gunakan jika :
a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang di pahami siswa
b. Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pelajaran melalui penuturan kata- kata verbal
c. Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengar uraian guru.

Manfaat media pendidikan bagi pengajaran siswa :
Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih jelas dipahami siswa sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
• Metode mengajar akan lebih bervariasi
• Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
• Motivasi belajar dari para siswa dapat ditumbuhkan / dinaikkan
• Dapat mengatasi sifat pasif dari para siswa

Kesulitan- kesulitan dalam media pengajaran :
• Biaya pengadaan
• Pengalaman seorang guru dalam menggunakan media pengajaran tersebut.
• Perencanaan Evaluasi Pengajaran
Perencanaan Evaluasi Belajar adalah Penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan- tujuan yang telah ditetapkan untuk mengetahui sampai dimana daya serap siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut, dengan dasar :
• Azas Objektivitas, adalah suatu penilaian di katakan objektif apabila keadaan tepat menggambar keadaan yang sebenarnya.
• Azas menyeluruh, apabila penilaian yang digunakan mencakup proses maupun hasil belajar serta menggambarkan perubahan tingkah laku tidak sengaja saja dalam ranah kognitif tetapi termasuk pula ranah efektif dalam psikomotor.
• Berkesinambungan, adalah pelaksanaan penilaian dilakukan secara terus menerus berencana dan bertahap.
Langkah- langkah penilaian evaluasi
Penilaian berlaku untuk untuk tujuan harian, ujian umum semester dimana terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi soal; adalah menggambarkan lingkup bahan pengajaran dan jenjang prilaku yang diukur yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan.

Pelaksanaan penilaian
Harus berkesinambungan maksudnya adalah penialaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil KBM (kurikuluk Belajar Mengajar)
Segi Penilaian yang dapat dilakukan dalam Evaluasi dilakukan dengan 2 cara yaitu :
• Dengan cara kuantitatif
• Dengan cara kualitatif
Standart penilaian
Sejalan dengan prinsip belajar tuntas penilaian di gunakan dengan standart mutlak atau penilaian acuan kriteria artinya tidak ada pilih kasih. Dengan isi uraian objektif dan non objektif

Tujuan pembelajaran khusus
Merupakan rumusan tingkah laku yang akan diukur melalui butir-butir soal. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan TPU menjadi TPK:
Pokok bahasan yang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran umum
Tingkat perkembangan/ umur dari para siswa pada jenjang pendidikan yang bersangkutan
Beberapa catatan dalam membuat TPK :
Setiap rumusan TPK selalu mengandung aspek prilaku dan aspek isi
Agar bersifat operasional sehingga mudah di jadikan patokan dalam penyusunanbutir- butir soal dengan kata lain kata- kata kerja yang digunakan untuk aspek prilaku dalam tujuan pembelajaran khusus haruslah operasional , seperti ; menulis, menyebutkan, menghitung, merumuskan, memilih, dsg.

Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar
menyusun program KBM
Melaksanakan KBM
Melaksanakan kegiatan penilaian
Penyusunan program pengajaran ada 3 komponen yang harus diperhatikan :
1. Penguasaan materi
2. Analisis materi pelajaran
3. Penyusunan persiapan mengajar
Lingkup materi
1. Materi untuk siswa
2. Materi untuk guru
4 Usaha yang harus dilakukan seorang guru :
1. Musyawarah guru mata pelajaran
2. Melalui sumaber yang relevan
3. Melalui ahli yang tersedia
4. Melalui pendidikan khusus
Fungsi kegiatan pendalaman materi ;
1. Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan professional sehingga tidak ragu lagi dalam mengelola proses belajar mengajar.
2. Memperdalam diri dan memperluas wawasan atas konsepsi tujuan akademis dan aplikasinya sehingga dapat di manfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran.
Fungsi analisis materi pelajaran
Sebagai acuan untuk menyusun program tahunan, program semesteran, dan program satuan pelajaran.

Sasaran analisis materi pelajaran:

1. Terjabarkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
2. Terpilihnya metode yang efektif dan efisien
3. Terpilihnya sarana pembelajaran yang paling cocok
























DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan, Jakarta : Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future, Englewood : Libraries Unlimited.
Confrey, J. 1991. Educational Research. "Steering a Course Between by Gotsley and Piaget, 8 : November.
Djojonegoro, Wardiman. 1996. Tenaga Kependidikan yang Bermutu dan Relevan Dengan Pembangunan Masyarakat Industri dan Perdagangan Bebas, Sambutan Mendikbud pada Rekernas ISPI, Jakarta : 17 Mei.
Dewantara, Ki Hajar. 1946. Karya Ki Hajar Dewantara. Bagian I : Pendidikan Nasional, Yogyakarta : Majelis Persatuan Taman Siswa.
Dahar, Ratna Willis. 1989. Teori-toeri Belajar, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Glass, G.V. 1971. "Two Generations of Evaluation Models", in Reading in Curriculum Evaluation, Edited by F.A. Taylor and D.M. Cowley, Dubucue, Iowa: W.M.C Brown Company Publishers.
Habiebie, B.J. 1983. Beberapa Pemikiran Tentang Strategi Tranformasi Industri suatu Negara Sedang Berkembang, Jakarta : Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi.
Kast, Fremont E. & Resenweig, James E., 1962, Science Technology and Management, New York : Mc. Grill Book.
Munandar. MS.U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia.
Marpaung, Y. 2000. Peningkatan Penguasaan Matematika pada Jenjang SD, SLTP, dan SMU. Makalah di sampaikan pada seminar Orientasi Kurikulum, Bogor: Balitbang Diknas, 19 Maret.
Pilot Project BTE. 1998. BTE Curriculum Indonesia. (Terjemahan), Bandung: Educaplan, PPPGT Bandung.
Print. M. 1993. Curriculum Development and Design, St. Lionard: Allen & Unwim Pty, Ltd.
Satch Well, R.E and Gugger, W.E. Jr, Journal at Technology Education "A United Vision : Technology For all American" 7. 2
Soedijarto. 2000. Pendidikan Nasional sebagai Wahana Mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun Peradaban Negara dan bangsa, Jakarta: Cinaps.
Soedijarto. 1993. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Surakhmad, Winarno. 2000. makalah: Mencari Paradigma Kurikulum Masa Depan, disampaikan pada seminar Orientasi, Kurikulum, Bogor: Pusat Kurikulum 27 Maret-29 Maret.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003
Yusuf, Munawir. 1997. Mengenal Siswa Berkesulitan Belajar, Jakarta: Pusbangkurrandik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar