Senin, 25 Oktober 2010

Cara Mengatasi Hasil Print Canon Bergaris

Apabila anda pengguna print Canon dan mengalami hasil prin yang tidak utuh alias bergaris maka langkah-langkah mengatasinya (berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan print canon selama 8 tahun sampai sekarang) :

1. Klik pada start kemudian pilih devices and printer


2. Lalu klik kanan pada printer yang dimaksud


3. Pilih printing prefences lalu akan muncul seperti dibawah ini, kemudian klik pada menu maintenance


4. Lalu lakukan klining dengan mengklik pada deep cleaning untuk masalah yang paling berat dan pada cleaning untuk masalah ringan dan ikuti seluruh perintah dan prosesnya selanjutnya setelah selesai cek kembali apakah sudah normal atau belum dengan klik pada Nozzle Check

5. Dilakukan berulang-ulang sampai hasilnya maksimal,

Selamat mencoba semoga sukses.

Apabila anda pengguna print Canon dan mengalami hasil prin yang tidak utuh alias bergaris maka langkah-langkah mengatasinya (berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan print canon selama 8 tahun sampai sekarang) :

1. Klik pada start kemudian pilih devices and printer


2. Lalu klik kanan pada printer yang dimaksud


3. Pilih printing prefences lalu akan muncul seperti dibawah ini, kemudian klik pada menu maintenance


4. Lalu lakukan klining dengan mengklik pada deep cleaning untuk masalah yang paling berat dan pada cleaning untuk masalah ringan dan ikuti seluruh perintah dan prosesnya selanjutnya setelah selesai cek kembali apakah sudah normal atau belum dengan klik pada Nozzle Check

5. Dilakukan berulang-ulang sampai hasilnya maksimal,

Selamat mencoba semoga sukses.

Selasa, 19 Oktober 2010

GOTONG ROYONG

maaf udah lama baru posting nii lagi sibuk kelola blog sekolah, www.manbanda.wordpress.com dan maaf juga kegiatan ini terlambat diposting.

Maluku adalah salah satu provinsi yang masih banyak memengang adat istiadat, sampai hari ini masih di laksanakan sebagai warisan leluhur, hal ini di tandai dengan adanya salah satu kota kabupaten yang diberi nama gotong royong yakni kota "masohi" yang artinya Gotong Royong atau bekerja bersama-sama.
namun sejak saya di tugaskan dikecamatan banda kabupaten maluku tengah khususnya di Desa Nusantara selama 5 tahun terakhir ini tidak pernah lagi ada kegiatan gotong royong pada desa tempat tinggal kami tersebut, namun sejak adanya raja baru yang masyarakat banda menyebutnya dengan istilah "JO" atau di indonesia lebih di kenal dengan istilah Kepala desa, mulai lagi dilaksanakan kegiatan gotong royong yang diawali dengan perbaikan Masjid desa pada hari minggu kemudian pada hari jum'at ada yang namanya jum'at bersih yang kebanyakan didominasi oleh ibu-ibu dan gadis-gadis remaja melakukan pembersihan lingkungan masing-masing, pada hari minggu berikutnya dilakukan dilakukan mengerjaan atap masjid, kebetulan atap masjid Hata Syahrir itu lain dari yang lain karena satu-satunya Masjid di kecamatan Banda yang atapnya terbuat dari semen cor, oleh karena sudah bocor maka dilakukan gotong royong untuk perbaikannnya dengan melapis atapnya dengan campuran semen dan pasir. perlu diketahui bahwa pasir yang digunakan juga adalah hasil gotong royong pada minggu sebelumnya, luar biasanya semua masyarakat yang pria berbondong-bondong hadir dan yang ibu-ibu menyiapkan segala macam ala kadar buat di santap mualai dari dalam bentuk air minum beraneka rasa sampai makanan tradional ala banda. semoga kegiatan seperti ini terus dilakukan oleh raja negeri nusantara yang baru ini, sebab masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai ajang saling kenal mengenal dan ajang silahturahmi di antara warga yang seakan-akan tidak pernah ketemu selama bertahun-tahun.

Selasa, 13 Juli 2010

Software Untuk Membuat Jadwal Pelajaran Otomatis

Membuat jadwal pelajaran merupakan agenda rutin tahunan bagi sekolah. Walaupun membuat jadwal pelajaran merupakan kegiatan rutin, tak selamanya membuat jadwal pelajaran itu mudah, terutama bagi sekolah yang gurunya banyak. Terlebih lagi bila ada guru yang” memesan”. Artinya, ada saja guru yang memesan kepada wakasek urusan kurikulum, misalnya minta libur hari sabtu, atau tidak mau mengajar pada jam pertama, sementara ada guru yang tidak mau mengajar jam terakhir. Oleh karena itu membuat jadwal pelajaran kadang tidak selesai dalam 1 minggu.

Sebenarnya kita tidak perlu repot atau pusing membuat jadwal pelajaran, bila kita menggunakan software pembuat jadwal. Saat ini sudah banyak software pembuat jadwal, baik yang open source (gratis) atau yang berbayar. Secara garis besar software pembuat jadwal ini dapat membuat secara otomatis jadwal pelajaran, tanpa ada guru yang bentrok ( tabrakan), yang kita lakukan hanya memasukkan data-data yang diperlukan, selanjutnya biarlah menjadi bagian software itu untuk mengatur secara otomatis, sehingga tidak ada guru yang bentrok.
Selain software khusus pembuat jadwal , ada guru yang telah membuat program pembuat jadwal berbasis MS Excell, yang dia sebut editor jadwal . Program ini secara otomatis memeberitahukan kita bila terdapat bentrokan, namun punya keterbatasan, yaitu kita sendiri yang mengaturnya agar tidak terjadi bentrokan (ya masih dibuat pusing).
Berikuti ini ada beberapa software yang perlu Anda coba, biar Anda sebagai wakasek urusan kurikulum tidak pusing lagi dalam pembuatan jadwal pelajaran
1. Fet
Software ini merupakan software open sourse, sehingga kita dapat mengundugnya gratis. Kunjungi http://www.lalescu.ro/liviu/fet/untuk mengunduhnya.
2. ASC Timetable
Software ini merupakan software berbayar. Saat ini harganya 99 US dollar (sekitar 1 juta Rupiah ). Namun kita dapat mendapatkan trialnya unlimited. Artinya dapat kita gunakan dalam waktu tak terbatas, namun ada fitur-fitur yang tidak dapat kita gunakan, misal kita tidak dapat mencetaknya. Kunjungi http://www.asctimetables.com/download_en.html#freeuntuk mengunduhnya
3. Timetable Spider
Software berbayar ini buatan negeri jiran Malaysia. Kunjungi http://www.mawarsoft.com/
untuk mengunduhnya (bahasa malaysianya turun muat)
4. Editor Jadwal
Yang ini sebenarnya bukan software khusus. Editor jadwal adalah MS Excell yang sudah disetting rumusnya sehingga kita dapat langsung memanfaatkan untuk membuat jadwal pelajaran. Klik di sini

Dari software-software tersebut, menurut pengalaman saya, yang paling bagus adalah aSc Timetable. Bila ingin tahu lebih dalam kekurangan dan kelebihan masing-masing silakan dicoba semunya. Yang penting kita tidak akan pusing lagi dalam pembuatan jadwal pelajaran

SOFTWARE ADMINISTRASI SEKOLAH dan KOPERASI

Timetable : Software Jadwal Pelajaran

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan hampir di sekolah setiap awal tahun pelajaran baru, bahkan setiap awal semester yaitu menyusun jadwal pelajaran. Sehingga memerlukan perencaan yang akurat dalam pembuatannya. Karena berkaitan dengan :

1. Jumlah jam mengajar tiap guru bidang studi.

Membuat detail jam pelajaran untuk masing guru bidang studi untuk membuat proses pembagian pada masing - masing kelas.



2. Membagi bidang studi tiap kelas dan tingkat, agar merata dalam seminggu.

proses ini untuk membuat tiap mata pelajaran terbagi secara merata dalam seminggu.




3. Menjadwal guru bidang studi tidak terbentur dengan waktu mengajar.



Meskipun demikian bisa menyusun jadwal pelajaran dilakukan secara manual, atau bisa sedikit lebih maju dengan menggunakan program spreadsheet seperti Microsoft excel atau lotus. Masih kurang memadai. Mungkin bisa saja dibuat dengan menggunakan logika-formula yang disedikan program Microsoft Excel. Kalau tidak berpengalaman agak repot dalam membuat logikanya.

Resiko yang harus ditanggung bagi pengusun jadwal pelajaran bila kurang teliti yaitu di komplain rekan guru yang akan mengajar. Lebih rumit lagi kalau kelasnya cukup banyak dengan jumlah guru yang kurang memadai. Bahkan ada guru yang mengajar sampai lebih dari 3 bidang studi.

Banyak jenis software yang bisa membantu dalam pembuatan jadwal pelajaran yang praktis dan otomatis misalnya saja ascTimeTable atau www.lalescu.ro. Konsepnya pembuatanya yaitu bagaimana mempermudah pengguna dengan cara menyediakan software aplikasi GUI (Graphic User Interfaces).

Rabu, 16 Juni 2010

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I
PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Pengertian Skripsi
Secara formal, skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana strata satu (S1). Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berkaitan dengan bidang keahliannya. Untuk itu, skripsi disusun dan dipertahankan untuk mencapai gelar kesarjanaan.
Pendapat yang tertuang dalam skripsi harus didukung oleh data dan fakta yang obyektif, baik berdasarkan penelitian lapangan maupun kepustakaan. Karena itu, uraian dalam skripsi bersifat interpretatif. Atau dengan kata lain, pembahasannya menggunakan pendekatan komparatif atau aplikatif dari disiplin ilmu yang akan dikembangkan menjadi profesinya. Adapun tebalnya adalah antara 40 sampai 75 halaman.

B. Sistematika Penulisan Skripsi
Yang dimaksud dengan sistematika penulisan di sini adalah cara menempatkan unsur-unsur permasalahan dan urut-urutannya sehingga merupakan kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis.

1. Rincian dan Urutan Isi
Rincian dan urutan skripsi yang lengkap sebagai berikut:
a. Bagian awal, terdiri dari:
 Halaman Sampul
 Halaman Judul
 Halaman Pengesahan Pembimbing
 Halaman Pengesahan Panitia Ujian
 Motto
 Persembahan
 Kata Pengantar
 Daftar Tabel (kalau ada)
 Daftar Ilustrasi (kalau ada)
 Abstraksi
 Pedoman Transliterasi
 Daftar Isi

b. Bagian tengah, terdiri dari:
 Pendahuluan
 Uraian Masalah yang Dibagi menjadi Bab-bab
 Penutup

c. Bagian akhir, terdiri dari:
 Daftar Pustaka
 Lampiran-lampiran
2. Cara Penyajian
a. Bagian awal
 Halaman Sampul dan Halaman Judul
Isi halaman judul sama dengan halaman sampul terdiri:
1. Judul Skripsi
2. Logo perguruan tinggi
3. Nama penulis lengkap dengan nomor induk mahasiswa
4. Nama Jurusan dan Perguruan Tinggi
5. Kota dan
6. Tahun (lihat lampiran 3)
 Halaman Pengesahan Pembimbing
Halaman pengesahan pembimbing berisi surat yang ditujukan kepada Ketua Jurusan sebagai langkah terakhir pembimbingan skripsi dan sebagai pengajuan ke sidang munaqasyah. Halaman pengesahan ini memuat keterangan nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa, jurusan dan judul skripsi yang telah menjalankan proses pembimbingan dan pantas serta layak untuk disidang munaqasyahkan (lihat lampiran 4).
 Halaman Pengesahan Panitia Ujian
1. Halaman pengesahan panitia ujian berisikan nama-nama anggota panitia yang dicantumkan di bawah kolam tanda tangan.
2. Tanggal lulus (lihat lampiran 5)
 Motto
Halaman ini memuat motto penulis sebagai peneliti sekaligus penulis skripsi.
 Persembahan
Halaman persembahan adalah komitmen dan kebahagiaan penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
 Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak atas terselesaikannya penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih itu ditulis setelah rasa syukur dan ditujukan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi, dengan urutan sebagai berikut:
1. Ketua STAI Haji Agus Salim
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Pembimbing
4. Lembaga atau instansi tertentu tempat penulis mengadakan penelitian atau memperoleh informasi.
5. Dosen-dosen lain yang secara nyata memberi tuntutan atau bantuan.
6. Pihak-pihak yang benar-benar memberi bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Ucapan terima kasih diutarakan secara wajar, tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri, dan tidak perlu ada ucapan permintaan maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam skripsi, sebab merupakan karangan ilmiah yang bersifat obyektif.
 Daftar Tabel
Kalau dalam skripsi terdapat lebih dari lima buah tabel, maka perlu dibuatkan tabel tersendiri beserta nomor tabel dan nomor halaman. Kata-kata “Daftar Tabel” dicantumkan di tengah-tengah halaman. Selanjutnya judul-judul tabel dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti nomor halaman yang memuatnya (lihat lampiran 7).
 Daftar Ilustrasi
Kalau dalam skripsi terdapat lebih dari lima buah ilustrasi seperti diagram, grafik dan sebagainya, maka diperlukan daftar ilustasi tersendiri. Kata-kata “Daftar Ilustrasi” dicantumkan di tengah-tengah halaman. Selanjutnya judul-judul ilustrasi dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti nomor halaman yang memuatnya (lihat lampiran 7).
 Abstraksi
Abstraksi memuat main idea (ide besar) yang menggambarkan keseluruhan isi skripsi yang telah dibahas mulai dari isi, metode, teknik pengumpulan data, analisis dan hasil penelitian. Karena ia bersifat global dan singkat, maka abstraksi tidak boleh dari satu halaman (lihat lampiran 8).
 Pedoman Transliterasi
Transliterasi yang dimaksud adalah pengalih-hurufan dari satu abjad ke abjad yang lain. transliterasi Arab-Latin di sini adalah penyalinan huruf Arab ke huruf-huruf Latin beserta perangkatnya, yakni panjang-pendek huruf (maddah).
 Daftar Isi
Daftar isi memuat keterangan tentang pokok-pokok sebuah skripsi. Di sini dicantumkan judul-judul dari bagian-bagian skripsi, masing-masing diberi nomor dan nomor halaman yang memuatnya

b. Bagian tengah
 Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab. Karena itu penjelasan-penjelasan tersebut perlu dirinci sebagai berikut:
1. Alasan pemilihan problematika atau pokok masalah. Alasan tersebut harus meyakinkan sehingga pokok masalah dapat dibahas lebih mendalam dalam sebuah skripsi.
2. Identikasi dan pembahasan masalah harus disertai dengan latar belakangnya yang sesuai.
3. rangkuman karya tulis yang disusun secara singkat dan padat
 Bab-bab Penguraian
1. Prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode yang dipakai dan tata kerja yang akan ditempuh oleh penulis.
2. Sumber-sumber yang ada relevansinya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Uraian skripsi harus memuat tafsiran-tafsiran, analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan sebagainya yang merupakan jawaban terinci atas persoalan yang berhubungan dengan pokok-pokok pembahasan penulis secara proporsional.
4. Uraian mengenai hal-hal yang bersifat teoritis yang sebagian besar data-datanya diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan ditempatkan pada permulaan penguraian masalah. Sedangkan data-data berserta analisisnya yang diperoleh melalui penelitian lapangan dibicarakan sesudah itu.

 Penutup
Sub-bab ini terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.
a. Yang dimaksud dengan kesimpulan adalah:
1. Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguraian diambil sebagai kesimpulan.
2. kesimpulan bukan merupakan ikhtisar dari apa yang ditulis terdahulu. Ikhtisar dapat dilakukan, namun dengan tujuan untuk mencapai hubungan antara sekelompok data dan pokok masalah agar sampai kepada kesimpulan-kesimpulan tertentu. Bab ini juga dapat memuat uraian yang menunjukan proses pemikiran untuk sampai kepada kesimpulan itu. Data atau informasi baru tidak dapat dimasukkan dalam bab kesimpulan ini.
b. Implikasi. Bagian ini memuat tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan. Dasar pijakan implikasi adalah kesimpulan penelitian itu sendiri.
c. Saran. Pada bagian ini memuat saran-saran atau komentar tentang hasil penelitian yang dihubungkan dengan manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

c. Bagian Akhir
 Daftar Pustaka
Semua sumber kepustakaan berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah atau surat kabar perlu disusun dalam daftar khusus yang diletakkan di akhir skripsi.
 Lampiran-lampiran
1. Isi lampiran
Isi lampiran adalah hal-hal yang merupakan kelengkapan pembahasan, namun tidak mempunyai hubungan yang terlalu langsung dengan masalah yang dibahas, misalnya angket, tanda bukti penelitian, hasil wawancara, dan lain sebagainya.
2. Urutan Lampiran
Urutan lampiran harus disusun sesuai dengan urutan antara masalah-masalah yang dibahas dalam tubuh skripsi. Lampiran yang berhubungan dengan uraian masalah dalam BAB I lebih didahulukan dari lampiran yang berhubungan dengan BAB II, BAB III, dan seterusnya.

C. Metode Penelitian
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi diwajibkan untuk menggunakan metode penelitian. Dalam sebuah penelitian, mahasiswa dapat menetapkan satu metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Metode-metode yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Metode kuantitatif (lihat lampiran 1)
Secara umum yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif (quantitative research) adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Untuk memudahkan penelitian kualitatif, maka berikut ini diuraikan sistematika Metode Penelitian Kualitatif.

 BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian lazimnya dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti, dalam menangkap gejala atau fenomena atau masalah yang harus dicari jawabannya. Pada bagian ini penulis harus dapat mengungkapkan adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sein), baik kesenjangan teoritik maupun kesenjangan praktis, yang melatarbelakangi permasalahan yang akan diteliti. Dalam latar belakang masalah dapat juga dijelaskan secara ringkas teori, temuan-temuan penelitian, hasil-hasil diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti sebagai justifikasi permasalahan. Intinya adalah pemaparan pertanggungjawaban judul.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Identifikasi dan Pembatasan masalah berfungsi mengarahkan dan membimbing peneliti pada situasi lapangan dan data yang bagaimana yang akan dipilihnya dari berbagai lapangan atau data yang banyak tersedia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai tujuan dilakukan penelitian ini.
2. Adapun kegunaan penelitian memberikan gambaran mengenai kemanfataan atau kegunaan hasil hasil penelitian. Kegunaan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga, organisasi profesi, pengembangan keilmuan, dan sebagainya.

D. Langkah-langkah Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Sumber data
3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
4. Instrumen/alat pengumpulan data.
5. Teknik Analisis Data
6. Hipotesis Statistik

E. Sistematika Pembahasan
Sistematika atau outline ini menguraikan pembahasan secara singkat dan global dari mulai bab pertama sampai bab terakhir, yakni bab penutup.

 BAB II. TINJAUAN TEORITIK
A. Tinjauan Teori
Tinjauan teori atau kajian pustaka berisi uraian berbagai teori serta penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Kajian teori juga berisi informasi penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dimanfaatkan untuk membantu merumuskan kembali fokus kajian penelitian maupun ketika melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam melakukan kajian pustaka, ada dua bagian perlu dibedakan, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Yang dimaksud dengan sumber primer adalah sumber-sumber utama yang berhubungan langsung dengan pokok permasalahan baik berasal dari buku, jurnal, ensiklopedi, maupun karya-karya lainnya. Adapun yang dimaksud sumber sekunder adalah sumber-sumber yang tidak berhubungan langsung namun memiliki hubungan yang erat dengan pokok permasalahan. Sumber sekunder juga bisa berasal dari buku, jurnal, ensiklopedi, atau karya-karya lainnya.

B. Pertanyaan Penelitian
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pada bagian ini skripsi memuat uraian sejumlah pertanyaan penelitian yang sesuai dengan Identifikasi dan Pembatasan Masalah.

C. Kerangka Berpikir
Hasil sintesis dari teori-teori yang dikaji dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berpikir menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukan alur pemikiran peniliti serta hubungan antarvariabel yang diteliti. Bagan itu disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian

D. Hipotesis Penelitian
Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir. Rumusan hipotesis harus mendeskripsikan kaitan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kecenderungan teori yang dikaji terdapat beberapa cara dalam rumusan hipotesis. Cara pertama berupa hipotesis non (yang menyatakan ketidakadaan). Ketidakadaan tersebut dapat berarti tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan maupun tidak ada interaksi antarvariabel.
Cara yang kedua adalah apa yang disebut hipotesis alternatif. Hipotesis ini merupakan pernyataan operasional hipotesis penelitian. Hipotesis alternatif menyatakan adanya pengaruh, hubungan, perbedaan maupun interaksi antarvariabel. Masih ada cara perumusan hipotesis, seperti langsung maupun tidak langsung. Namun penjelasan yang lebih mendalam bisa dibaca dalam buku-buku tentang metodologi penelitian.

 BAB III. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan statistik deskriptif, seperti ukuran letak, median, kuartil dan desil, gejala sental seperti rata-rata hitung, rata-rata ukur, maupun penyajian data dalam bentuk distribusi yang disertai grafik untuk setiap variabel.

B. Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujuan terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistik yang sudah ditentukan semula, seperti korelasi atau agresi, baik sederhana maupun ganda.

C. Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis. Kendatipun hasil statistik itu sendiri sudah merupakan suatu kesimpulan namun belum memadai tanpa adanya interpretasi yang dihubungkan dengan pertanyaan penelitian.

D. Pembahasan Hasil Penelitian
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Terhadap hipotesis yang diterima barangkali tidak ada masalah, namun bagi hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi penyebabnya. Bahkan jika mampu peneliti boleh membuat kesimpulan dari hasil hipotesis yang ditolak dengan mengajukan kerangka teori baru sebagai revisi dari teori sebelumnya.

 BAB IV. PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan, implikasi dan saran-saran sebagai upaya tindak lanjut hasil penelitian.

A. Kesimpulan
Memuat saripati tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh.

B. Implikasi
Bagian ini memuat tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan. Dasar pijakan implikasi adalah kesimpulan penelitian itu sendiri.

C. Saran
Pada bagian ini memuat saran-saran atau komentar tentang hasil penelitian yang dihubungkan dengan manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

2. Metode Kualitatif (lihat lampiran 2)
Secara umum yang dimaksud dengan penelitian kualitatif (qualitative research) adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha mengungkapkan gejala secara holistic-contextual (secara alamiah dan sesuai dengan konteks), melalui pengumpulan data dari latar alami dimana instrumen pokoknya adalah peneliti sendiri. Karena instrumen kuncinya adalah peneliti sendiri, maka dia harus terlibat dalam kehidupan orang-orang yang diteliti, dan lebih dari sekedar terlibat dia pun harus mengenal dan tinggal bersama-sama dengan yang diteliti agar dapat memahami mereka dari pandangan mereka sendiri.
Penelitian kualitatif cenderung bersifat deskriptif dan analisis secara induktif. Proses dan makna perspektif subjek lebih ditampilkan dalam laporannya. Laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk naratif-kreatif dan mendalam serta menunjukan ciri-ciri naturalistic yang penuh keotentikan.
Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus merupakan penentuan apa yang akan diutarakan kepada pembaca. Sebuah fokus merupakan penentuan apa yang diutarakan kepada pembaca. Tergantung jenis penelitiannya, fokus dapat berupa masalah, evaluasi atau pilihan kebijakan.
Meskipun tidak ada model laporan kualitatif yang baku, sebab sangat tergantung kepada masalah dan bidang kajian. Selain itu, format laporan tidak terlalu penting, karena dalam penelitian kualitatif yang diutamakan adalah deskripsi secara analisis suatu fenomena atau proses sebagaimana adanya dalam latar alami, dengan tujuan memperoleh makna yang mendalam dan utuh dari fenomena atau proses tersebut.
Untuk memudahkan penelitian kualitatif, maka berikut ini diuraikan sistematika Metode Penelitian Kualitatif.

 BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menggambarkan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan hasil-hasil yang diharapkan. Dengan mengetahui pendahuluan ini, pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, identifikasi dan pembatasan masalah, lokasi yang dipilih serta kepustakaan yang digunakan.

A. Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, maksud penelitian, dan apa atau siapa yang mengarahkan penelitian.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Identifikasi dan Pembatasan masalah berfungsi mengarahkan dan membimbing peneliti pada situasi lapangan dan data yang bagaimana yang akan dipilihnya dari berbagai lapangan atau data yang banyak tersedia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai tujuan dilakukan penelitian ini.
2. Adapun kegunaan penelitian memberikan gambaran mengenai kemanfataan atau kegunaan hasil hasil penelitian. Kegunaan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga, organisasi profesi, pengembangan keilmuah, dan sebagainya.

D. Langkah-langkah Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Sumber data
3. Alat Pengumpul Data
4. Teknik Analisis Data

E. Sistematika Pembahasan
Sistematika atau outline ini menguraikan pembahasan secara singkat dan global dari mulai bab pertama sampai bab terakhir, yakni bab penutup.

 BAB II. TINJAUAN TEORITIK
E. Tinjauan Teori
Tinjauan teori atau kajian pustaka berisi uraian berbagai teori serta penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Kajian teori juga berisi informasi penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dimanfaatkan untuk membantu merumuskan kembali fokus kajian penelitian maupun ketika melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam melakukan kajian pustaka, ada dua bagian perlu dibedakan, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Yang dimaksud dengan sumber primer adalah sumber-sumber utama yang berhubungan langsung dengan pokok permasalahan baik berasal dari buku, jurnal, ensiklopedi, maupun karya-karya lainnya. Adapun yang dimaksud sumber sekunder adalah sumber-sumber yang tidak berhubungan langsung namun memiliki hubungan yang erat dengan pokok permasalahan. Sumber sekunder juga bisa berasal dari buku, jurnal, ensiklopedi, atau karya-karya lainnya.

F. Pertanyaan Penelitian
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pada bagian ini skripsi memuat uraian sejumlah pertanyaan penelitian yang sesuai dengan Identifikasi dan Pembatasan Masalah.

G. Kerangka Berpikir
Hasil sintesis dari teori-teori yang dikaji dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berpikir menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukan alur pemikiran peniliti serta hubungan antarvariabel yang diteliti. Bagan itu disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian

H. Hipotesis Penelitian
Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir. Rumusan hipotesis harus mendeskripsikan kaitan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kecenderungan teori yang dikaji terdapat beberapa cara dalam rumusan hipotesis. Cara pertama berupa hipotesis non (yang menyatakan ketidakadaan). Ketidakadaan tersebut dapat berarti tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan maupun tidak ada interaksi antarvariabel.
Cara yang kedua adalah apa yang disebut hipotesis alternatif. Hipotesis ini merupakan pernyataan operasional hipotesis penelitian. Hipotesis alternatif menyatakan adanya pengaruh, hubungan, perbedaan maupun interaksi antarvariabel. Masih ada cara perumusan hipotesis, seperti langsung maupun tidak langsung. Namun penjelasan yang lebih mendalam bisa dibaca dalam buku-buku tentang metodologi penelitian.

 BAB III. HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Latar dan Kehadiran Peneliti
Bagian ini mendeskripsikan secara jelas karakteristik lokasi serta alasan pemilihan lokasi tersebut. Yang penting dalam alasan pemilihan lokasi lebih kepada pertimbangan-pertimbangan keunikan dan menarik untuk diteliti. Uraian demografi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi penelitian juga perlu dijelaskan.

B. Temuan Data Dan Keabsahan Temuan
Bagian ini mencakup: (1) pemeriksanaan atau analisis data, seperti temuan-temuan yang menyimpang dan kasus negatif; (2) Triangulasi, yakni merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari berbagai latar dengan menggunakan berbagai metode (melakukan check and re-check data), kepada ahli maupun kepada teori (referensi); (3) melakukan uraian secara rinci.

E. Analisis Data
Tahap berikutnya adalah analisis data, dengan tahap-tahapnya: (1) melakukan identifikasi satuan data sesuai identikasi dan pembatasan masalah serta pertanyaan penelitian. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara memilah-milah dan membuat kategori-kategori data; (2) melakukan analisis atau penafsiran terhadap data yang telah diperiksa keabsahannya; melakukan penulisan teori terhadap hasil temuan yang telah dianalisis, dengan cara: (a) membuat kerangka dan menyusun sistematika teori; (b) menyusun teori substantif; dan (c) menuliskan sejumlah kemungkinan alasan yang menjadi dasar teori.

 BAB IV. PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan, implikasi dan saran-saran sebagai upaya tindak lanjut hasil penelitian.

D. Kesimpulan
Memuat saripati tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh.

E. Implikasi
Bagian ini memuat tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan. Dasar pijakan implikasi adalah kesimpulan penelitian itu sendiri.

F. Saran
Pada bagian ini memuat saran-saran atau komentar tentang hasil penelitian yang dihubungkan dengan manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.






BAB II
KETENTUAN MAHASISWA, DOSEN PEMBIMBING DAN SEMINAR PROPOSAL

A. Persyaratan Akademis Mahasiswa
Mahasiswa strata satu (S1) yang berhak menulis skripsi adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah lulus semua mata kuliah teori minimal 120 SKS dengan IPK 2, 75.
2. Telah lulus mata kuliah PPLK dan KKN

B. Persyaratan Dosen Pembimbing
Untuk menjadi pembimbing skripsi diperlukan persyaratan sebagai berikut:
1. Dosen minimal memiliki pangkat lektor, dosen berpangkat lektor muda namun berijazah magister, atau memiliki ijazah doktor tanpa memperhatikan kepangkatannya
2. Dosen pemegang mata kuliah yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi.
3. Memiliki pengalaman dalam menulis skripsi atau karya ilmiah yang setara dengan skripsi.
4. Mampu memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi waktu maupun kemampuan akademis yang dimiliki.

C. Jumlah Pembimbing
Jumlah pembimbing skripsi adalah dua orang pembimbing. Pembimbing pertama membimbing materi, sedang pembimbing kedua membimbing teknik penulisan, metode dan bahasa.

D. Tugas Dosen Pembimbing
1. Pembimbing I bertugas:
a. Memberikan arahan tentang rumusan akhir penelitian, sistematika dan materi skripsi.
b. Menelaah dan mengarahkan materi pembahasan yang relevan dengan materi yang sedang dibahas.
c. Memberikan persetujuan akhir terhadap naskah skripsi yang akan diajukan ke sidang munaqasyah.
2. Pembimbing II bertugas:
a. Membantu Pembimbing I dalam menilai dan memperkaya usulan penelitian.
b. Menelaah dan memberikan rekomendasi tentang prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan digunakan.
c. Memberikan persetujuan akhir terhadap naskah skripsi yang akan diajukan ke sidang munaqasyah setelah disetujui Pembimbing I.
E. Status Dosen Pembimbing
Pembimbing skripsi memiliki status:
1. Sebagai pemegang otoritas tertinggi untuk menyatakan sahnya sebuah skripsi.
2. Tanda pembimbing merupakan bukti bahwa penyusunan skripsi sudah mendapatkan bimbingan sesuai dengan prosedur.

F. Kewajiban Pembimbing
1. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa penulis skripsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. mencatat tanggal dan bentuk konsultasi bimbingan dalam lembar bimbingan skripsi yang telah disediakan setiap kali melakukan bimbingan.
3. Memberikan nilai terhadap skripsi yang telah dibimbingnya.
4. Bertindak sebagai penguji dalam sidang munaqasyah.

E. Seminar Proposal
1. Mahasiswa harus melalui seminar proposal sebelum melakukan penulisan skripsi.
2. Seminar dilakukan dihadapan tim akademik yang ditugaskan melalui surat penugasan oleh ketua STAI.
3. Tim akademik dapat menyarankan perubahan judul dan prosedur penulisan skripsi.
4. Mahasiswa memperbaiki proposal skripsi setalah diseminarkan untuk dikonsultasikan kepada pembimbing paling lambat 1 (satu) bulan dan meneruskan penulisan skripsi.

BAB III
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI

A. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah bahasa yang baik dan benar. Isi disajikan secara formal dengan bahasa yang tepat, tidak berbelit-belit, dan langsung menuju kepada persoalan. Untuk itu diperlukan bahasa yang lugas dan mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI).
Tanda baca seperti koma, titik koma, titik, tanda seru, dan sebagainya digunakan sebagaimana mestinya menurut ejaan yang telah disempurnakan.

B. Jenis dan Ukuran Kertas
1. Kertas yang digunakan untuk menulis skripsi adalah kertas HVS 60, 70 atau 80 miligram.
2. Kertas tersebut berukuran kuarto 22 x 28 cm.

C. Teknik Pengetikan
1. Naskah diketik berspasi dua. Sedangkan untuk abstraksi dan daftar pustaka berjarak 1 spasi.
2. Margin (jalur pinggir kertas) kiri selebar 4 cm dan margin kanan 3 cm. Adapun tepi sebelas atas kertas selebar 4 cm dan tepi sebelah bawah selebar 3 cm.
3. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman font 12
4. Nomor halaman diletakan di bawah halaman untuk halaman pertama setiap bab. Adapun untuk halaman berikutnya diletakkan di sudut kanan atas.
5. Penomoran halaman dimulai dari Bab I Pendahuluan sampai daftar pustaka. Sedangkan untuk bagian awal skripsi (halaman judul sampai daftar lampiran) diberi nomor dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v,…) diletakan di tengah bawah halaman sama seperti halaman pertama setiap bab.
6. Ketikan alinea baru dimulai setelah 7 indentasi (ketukan) dari garis margin kiri.

D. Bentuk Tulisan Judul

1. Judul Skripsi dan Judul Bab
Judul skripsi dan judul bab ditulis dengan huruf kapital semua tanpa titik dan tanpa garis bawah, seperti BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya. Judul yang panjang disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan.

2. Judul Sub-bab dan bagian-bagiannya
Judul sub-bab dan bagian-bagiannya yang lebih kecil lagi ditulis dengan kapitalisasi, artinya setiap huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital kecuali kata-kata partikel seperti ke, dalam, dari dan sebagainya.

3. Perincian (poin)
a. Dalam Paragraf
Apabila perinciannya terdapat dalam paragraf maka menggunakan:
1. Pertama,….; kedua….; ketiga….;
2. (1) ….; (2) ….; (3) ….;

b. Di Luar Paragraf
Apabila perinciannya terdapat di luar paragraf maka menggunakan:
1. 1, 2, 3, a, b, c, bullet, yakni hirarki (angka [1, 2, 3, …], kemudian huruf [a, b, c, …], lalu bullet [bulat hitam]).

E. Kutipan Langsung

a. Kutipan langsung sama dengan bentuk asli dalam susunan kata dan tanda bacanya.
b. Kutipan langsung tidak boleh lebih dari satu halaman;
c. Apabila tidak lebih dari lima baris maka dimasukan sebagai bagian dari teks skripsi dan dituliskan dengan menggunakan tanda petik rangkap.
d. Tanda petik ditulis setelah 7 indentasi (ketukan) dari margin kiri sama seperti permulaan alinea.
Contoh:

Kelemahan para ulama dan fuqaha adalah karena mereka berkeyakinan bahwa pengetehuan yang ada pada diri mereka dianggap dapat mengakses teks dan mengabaikan kebenaran yang mendalam dari historisitas teks. Muhammad Arkoun dalam salah satu tulisannya mengatakan:
“Tout l’effort connaître le vrai (al-haqq) consiste donc, en fait, en une soumission totale (taqlîd) a l’autorité de texte coranique don’t l’immanence linguistique est néccessairement confondre avec la trancendence de la Volonté de la Dieu…Par suite, l’usage correct des regles grammaticales et lexicologique de l’arabe suffit à garantir la validité permenante de signification”.

[Semua usaha untuk memahami kebenaran (al-haqq) terdiri dari, dalam hal ini, sikap taklid (taqlîd) kepada otoritas teks Al-Quran yang imanensi bahasanya bercampur dengan Kehendak Tuhan…Sebagai akibatnya, penggunaan struktur gramatikal dan leksikologi bahasa Arab yang benar dapat memberikan jaminan sampai kepada kebenaran maknanya yang permanen”.]

e. Kalau dalam kutipan terdapat tanda petik rangkap, maka tanda petika itu harus diubah menjadi tanda petik tunggal.
Contoh:
“Organisasi-organisasi ini tidak menghilangkan “sistem built” yang sudah berlaku di abad-abad sebelumnya”.

Kutipan itu menjadi

“Organisasi-organisasi ini tidak menghilangkan ‘sistem built’ yang sudah berlaku di abad-abad sebelumnya”.

F. Kalimat Elips
Kalimat elips adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang. Kutipan yang berbentuk kalimat elips dimasukkan sebagai bagian dari teks skripsi. Kalimat elips ditulis dengan menggunakan tanda petik dan tiga buah titik sebelum atau sesudahnya.
a. Kalimat elips yang dibuang bagian akhirnya.
Contoh:
Sehubungan dengan hal-hal yang memperkuat pendidikan akhlak itu Prof. Dr. Ahmad Amin berpendapat di antaranya bahwa, “Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan yang baik…”¹.

b. Kalimat elips yang dibuang bagian awalnya.
Contoh:
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Andrew Rippin bahwa “…penggalian terhadap sumber-sumber inilah yang sering membuat para peniliti Barat menganggap Islam sebagai agama teks (scriptural faith)”².

c. Kalimat elips yang dibuang bagian awal dan akhirnya.
Contoh:
Al-Quran merupakan proses transformasi-interaksi antara Tuhan dengan manusia, termasuk di antaranya kondisi masyarakat Arab atau logosphere (yakni situasi wacana, pengetahuan dan pembicaraan) masyarakat pada waktu itu. Bahkan menurut Jacob Neuner, “….sebuah teks baik yang suci ataupun yang sekular merupakan hasil interaksi sosial…”³.

d. Kalimat elips yang dibuang bagian tengahnya.
Contoh:
Untuk itu, Muhammad Arkoun membedakan antara kisah (qashash) dengan dongeng (ustûrah) yang digunakan dalam kisah-kisah Al-Quran…“mitos yang ditunjuk di sini adalah apa yang oleh Al-Quran disebut al-Qashash, yakni narasi, kisah dan bukan ustûrah yang tidak mengandung arti kebenaran”.

G. Singkatan dan akronim

Bdk. (bandingkan = cf.)
cet. (cetakan)
dll. (dan lain-lain)
et al. (et alii = dkk.)
h. (halaman)
hh. (banyak halaman = pp.)
ibid. (ibidem, artinya dalam tempat yang sama)
jil. (jilid)
l. (lahir)
loc. cit. (loco citato, artinya dalam tempat yang telah disebutkan)
m. (meninggal)
op. cit. (opera citato, artinya dalam sumber yang telah disebutkan)
pen. (penerbit)
penerj. (penerjemah)
peny. (penyunting)
ed. (editor)
t.p. (tanpa penerbit)
t..t. (tanpa tahun)
vol. (volume)
w. (wafat)

H. Catatan Kaki (footnote)
a. Catatan kaki ini dimaksudkan untuk memberikan catatan tambahan, karena itu diletakan pada halaman yang sama.
b. Tanda catatan kaki diletakan di ujung kalimat yang dikutip.
c. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka satu (1) sampai seterusnya, dan dimulai dengan nomor satu (1) kembali pada bab yang baru.
d. Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dengan font hurufnya sepuluh (10) dan dimulai setelah 7 indentasi (ketukan) dari margin kiri sama seperti permulaan alinea.
e. Nama buku dicetak miring (italic), dan halaman disingkat dengan “h.” apabila kutipan yang diambil dari halaman tertentu. Apabila kutipan itu disarikan dari beberapa halaman seperti dari halaman 1 sampai halaman 5 maka ditulis dengan “hh.” (lihat singkatan dan akronim di atas).
Contoh:
¹ Farid Esack, Qur’an, Liberation, and Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligious Solidarity Againts Oppression, (England: Oneworld, 1997), h. 13.
² Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik, (Jakarta: Paramadina, 1996), hh. 3-20

f. Apabila buku referensi tersebut memiliki edisi cetakan atau volume atau jilid (cet., vol., dan jil. lihat singkatan dan akronim di atas), maka letakan di belakang tanda kurung yang memuat nama kota, penerbit, dan tahun.
Contoh:
¹ Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995), cet. ke-2, h. 20.
² V.L. Parrington, Main Current in American Thought, (New York: An Aerbor Press, 1970), vol. 2, h. 20.
³ Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1982), jil. I, h. 20.

g. Apabila buku referensi tersebut memiliki edisi cetakan dan jilid secara bersamaan, maka letakan cetakan terlebih dahulu kemudian jilid di belakang tanda kurung yang memuat nama kota, penerbit, dan tahun.
Contoh:
 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1973), cet. Ke-3, jil. 1, h. 20.

h. Apabila buku tersebut terjemahan dari bahasa asing, maka tulis dengan singkatan penerj. (lihat singkatan dan akronim di atas) setelah judul buku.
Contoh:
 Mohammed Arkoun, Berbagai Pembacaan Al-Quran, penerj. Machasin, (Jakarta: INIS, 1997), h. 20.

i. Apabila buku tersebut ditulis oleh penyunting atau editor (peny. atau ed.) maka diletakan didepan setelah nama penyunting atau editor.
Contoh:
¹ Andrew Rippin (ed.), Approaches to the History of Interpretation of the Qur’an, (New York: Oxford University Press, 1998), h. 20.
² Dede Iswadi (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, (Jakarta: Korpus, 2002), h. 20.

j. Apabila nama pengarang buku tersebut sampai tiga orang, maka ditulis lengkap. Sedang apabila jumlahnya lebih dari tiga, maka hanya ditulis nama pengarang pertama dan ditambah kata el al. (lihat singkatan dan akronim di atas)
Contoh:
³ Ralph M. Blake, Curt J. Ducasse dan Edward H. Madden, Theories of Scientific Method, (Seattle: The University of Washington Press, 1966), h. 20.
 Sukarno et al., Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bhatara, 1973), h. 20.

k. Apabila buku referensi tersebut tidak mencantumkan nama penerbit dan tahun, maka penulisannya disingkat dengan t.p. dan t.t. (lihat Singkatan dan Akronim di atas).
Contoh:
¹ Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: t.p., t.t.), h. 20

l. Apabila kita mau membandingkan dengan teori, pendapat atau asumsi yang dikemukakan oleh seseorang yang dikutip dalam catatan kaki, maka gunakan bdk. Atau cf. (lihat Singkatan dan Akronim di atas).
Contoh:

Menurut Ahmad Amin pendidikan adalah proses pembentukan jati diri manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.¹
______________________
¹ Ahmad Amin, Fajr al-Islâm, (Al-Qahirah: Maktabah al-Nahdlah al-Mishriyyah, 1965), h. 20. Bdk. dengan H. M. Arifin yang berpendapat bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna. H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1993), h. 3.

m. Pengulangan Kutipan
1. ibid. Notasi ibid. digunakan apabila pengarang dan buku tersebut tidak diselang oleh pengarang dan buku lainnya. Kalau halaman yang dikutipnya sama maka cukup dengan ibid. saja.
Contoh:
¹ Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995), cet. ke-2, h. 20.
² ibid., h. 23.
³ ibid.
 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1982), jil. I, h. 20.

2. loc. cit. Notasi ini digunakan untuk menunjuk halaman yang sama dari sumber yang sama pula yang telah disebutkan dan telah diselingi oleh kutipan dari sumber lain. Dalam pengulangan ini, yang ditulis adalah nama pengarang saja.
Contoh:
¹ Dede Iswadi (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, (Jakarta: Korpus, 2002), h. 20.
² ibid.
³ Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1973), cet. Ke-3, jil. 1, h. 20.
 Dede Iswadi (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, op. cit., h. 3.
 Harun Nasution, loc. cit.

3. op. cit. Notasi op. cit. dipakai untuk menunjuk sumber kutipan yang sama dan dengan halaman yang berbeda, namun telah diselingi oleh kutipan sumber lain.
Contoh:
¹ Dede Iswadi (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, (Jakarta: Korpus, 2002), h. 20.
² Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1973), cet. Ke-3, jil. 1, h. 20.
³ Dede Iswadi (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, op. cit., h. 20.
 ibid.

n. Pengutipan dari Majalah dan Jurnal
Pada prinsipnya sama dengan kutipan yang berasal dari buku. Perbedaannya adalah kalau dari majalah, nama judul artikel ditulis di antara tanda petik rangkap nama majalah ditulis italic, diikuti volume (vol.), nomor, kurung buka, bulan, tahun, kurung tutup, dan nomor halaman.
Contoh:
¹ Dede Iswadi, “Politisi ala Fir’aun”, Forum, vol. XXVIII, 20 (Maret, 2003), h. 20.

o. Pengutipan dari Surat Kabar
Hanya dengan menuliskan judul tulisan atau rubrik, nama surat kabar (huruf italic), tempat terbit dalam tanda kurung), tanggal, bulan, dan tahun terbitnya, lalu diakhiri dengan nomor halaman.
Contoh:
² Rencana Kenaikan BBM, Republika (Jakarta), 3 Maret 2005.

Kalau kutipannya diambil dari artikel dengan nama yang jelas pada sebuah surat kabar, maka catatan kakinya dimulai dari nama pengarang dan judul artikel ditulis dengan tanda petik rangkap.
Contoh:
³ Saeful Muzani, “Quick Count dan Demokrasi”, Kompas (Jakarta), 20 April 2004.

p. Pengutipan dari Karangan yang tidak diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Cara pengutipannya adalah disebutkan nama pengarang, judul karangan yang ditulis di antara tanda petik rangkap, disebutkan skripsi, tesis, atau disertasi, kurung buka, nama tempat penyimpanan dokumentasi, titik dua, tahun penulisan, kurung tutup, halaman, dan keterangan tidak diterbitkan disingkat dengan t.d.
Contoh:
 Neneng Murtafiah, “Prestasi Kognitif Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Hubungannya dengan Akhlak Mereka di Sekolah”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Perpustakaan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2001), h. 20. t.d.

q. Pengutipan hasil dari Wawancara
Disebutkan wawancara dengan siapa, identitasnya, tempat, bentuk wawancara, dan tanggal wawancara.
Contoh:
 Drs. H. Amal Basyari, Ketua STAI Haji Agus Salim Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi, 3 April 2005.

r. Pengutipan dari Ensiklopedi
Disebutkan nama editornya yang disingkat dengan (ed.), nama entrinya dituliskan dengan tanda petik rangkap, nama ensiklopedi dengan huruf italic, nama kota, tahun penerbitan dam nomor halaman.
Contoh:
¹ Syed Husen M. Jefri (ed.), “Syi’ah”, The Oxford Encyclopaedia of the Modern Islamic World, (New York: Oxford University Press, 1995), vol. II, h. 3.

I. Daftar Pustaka
a. Daftar pustaka atau bibliografi disusun mulai dengan nama pengarang dan diurutkan mengikuti urutan abjad. Dengan nama pengarang adalah nama badan, lembaga, panitia dan sebagainya, yang menyusun karang itu. Kalau tidak ada nama pengarang, maka yang diambil adalah kata pertama dalam judul itu.
b. Kalau ada dua karang atau lebih yang berasal dari seorang pengarang, nama pengarang cukup dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang tujuh indentasi (ketukan) dari garis margin.
c. Bentuk keterangan dalam daftar pustaka hampir sama dengan keterangan dalam catatan kaki.
d. Nama pengarang diketik mulai dari garis margin kiri, sedang baris kedua dan seterus diketik setelah empat indentasi (ketukan) dari garis margin dengan satu spasi.
e. Gelar kebangsawanan dan akademik dicantumkan di belakang nama.
f. Nama buku menggunakan kapitalisasi, dan urutan selanjutnya sama dengan catatan kaki namun tidak menggunakan tanda kurung.
g. Daftar pustaka tidak menggunakan nomor urut (lihat lampiran 9).

J. Penulisan Istilah-istilah Keislaman

Untuk memudahkan cara penulisan ilmiah dalam istilah-istilah keislaman, Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim terutama mengacu kaidah standar baku bahasa Indonesia. Namun demikian, ada perbedaan yang menonjol dan menjadi kaidah yang dikhususkan (khas) STAI Haji Agus Salim.

I. Pedoman Transliterasi
 = a  = th
 = b  = zh
 = t  = ‘
• = ts  = gh
 = j  = f
 = h  = q
 = kh  = k
 = d  = l
 = dz  = m
 = r  = n
 = z  = w
 = s  = h
 = sy  = ’
 = sh  = y
 = dl

î : i panjang contoh: al-‘adîl
â : a panjang contoh: al-amânah
û : u panjang contoh: al-sujûd

II. Istilah-Istilah Keislaman

a. Surat-surat Al-Quran
No Surat Nama Surat No Surat Nama Surat
1. Al-Fâtihah 58. Al-Mujâdilah
2. Al-Baqarah 59. Al-Hasyr
3. ‘Âli ‘Imrân 60. Al-Mumtahanah
4. Al-Nisâ’ 61. Al-Shaff
5. Al-Mâ’idah 62. Al-Jumu‘ah
6. Al-An‘âm 63. Al-Munâfiqûn
7. Al-A‘râf 64. Al-Taghâbûn
8. Al-Anfâl 65. Al-Thalâq
9. Al-Taubah/Al-Barâ’ah 66. Al-Tahrîm
10. Yûnus 67. Al-Mulk
11. Hûd 68. Al-Qalam
12. Yûsuf 69. Al-Haqqah
13. Al-Ra‘d 70. Al-Ma‘ârij
14. Ibrâhîm 71. Nûh
15. Al-Hijr 72. AL-Jinn
16. Al-Nahl 73. Al-Muzzammil
17. Al-Isrâ’ 74. Al-Muddatstsir
18. Al-Kahfi 75. Al-Qiyâmah
19. Maryam 76. Al-Insân/Al-Dahr
20. Thâ Hâ 77. Al-Mursalât
21. Al-Anbiyâ’ 78. Al-Nabâ’
22. Al-Hajj 79. Al-Nâzi‘ât
23. Al-Mu’minûn 80. ‘Abasa
24. Al-Nûr 81. Al-Takwîr
25. Al-Furqân 82. Al-Infithâr
26. Al-Syu‘arâ’ 83. Al-Muthaffifîn
27. Al-Naml 84. Al-Insyiqâq
28. Al-Qashash 85. Al-Burûj
29. Al-‘Ankabût 86. Al-Thâriq
30. Al-Rûm 87. Al-A‘lâ
31. Luqmân 88. Al-Ghâsyiyah
32. Al-Sajdah 89. Al-Fajr
33. Al-Ahzâb 90. Al-Balad
34. Saba’ 91. Al-Syams
35. Fâthir 92. Al-Lail
36. Yâ Sîn 93. Al-Dluhâ
37. Al-Shâffât 94. Al-Insyirâh/Alam Nasyrah
38. Shâd 95. Al-Thîn
39. Al-Zumar 96. Al-‘Alaq
40. Al-Mu’min 97. Al-Qadr
41. Fushshilat 98. Al-Bayyinah
42. Al-Syûra 99. Al-Zalzalah
43. Al-Zukhruf 100. Al-‘Âdiyât
44. Al-Dukhân 101. Al-Qâri‘ah
45. Al-Jâtsiyah 102. Al-Takâtsur
46. Al-Ahqâf 103. Al-‘Ashr
47. Muhammad 104. Al-Humazah
48. Al-Fath 105. Al-Fîl
49. Al-Hujurât 106. Al-Quraisy
50. Qâf 107. Al-Mâ‘ûn
51. Al-Dzâriyât 108. Al-Kautsar
52. Al-Thûr 109. AL-Kâfirûn
53. Al-Najm 110. Al-Nashr
54. Al-Qamar 111. Al-Lahab
55. Al-Rahmân 112. Al-Ikhlâsh
56. Al-Wâqi‘ah 113. Al-Falaq
57. Al-Hadîd 114. Al-Nâs

b. Nama-nama Shalat
1. Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya, Jumat.
2. Istisqa, Dluhâ, Istikharah, ‘Id, kusuf (gerhana matahari), khusuf (gerhana bulan).

c. Nama Bulan Qomariah
1. Muharram
2. Shafar
3. Rabi’ Al-Awwal
4. Rabi’ Al-Tsani
5. Jumada Al-Ula
6. Jumada Al-Tsaniyah
7. Rajab
8. Sya‘ban
9. Ramadlan
10. Syawwal
11. Dzulqa‘dah
12. Dzulhijjah

d. Nama-nama Nabi
1. Adam 14. Syu‘aib
2. Idris 15. Yunus
3. Nuh 16. Musa
4. Hud 17. Harun
5. Shaleh 18. Daud
6. Ibrahim 19. Sulaiman
7. Luth 20. Ilyas
8. Isma‘il 21. Alyasa’
9. Ishaq 22. Zakariya
10. Ya‘qub 23. Yahya
11. Yusuf 24. Isa
12. Ayyub 25. Muhammad
13. Dzulkifli

e. Nama-nama Malaikat
1. Jibril 6. Malik
2. Mikail 7. Munkar
3. Israfil 8. Nakir
4. ‘Izrail 9. Raqib
5. Ridhwan 10. ‘Atid

III. Istilah Ilmiah Keislaman
akidah (atau ‘aqîdah)
Al-Quran (bukan Al-Qur’an)
amar ma’ruf nahi mungkar
a.s. (‘alayhi al-salâm)
Assalamu‘alaikum wr. wb.
azan (bukan adzan)
Azza wa Jalla (atau ‘Azza wa Jalla)
bid’ah
Bismillahirrahmanirrahim
fikih (atau fiqh)
Fir‘aun
hadis (bukan hadis)
iddah (bukan idah)
Ilahi (atau Ilâhî Rabbî)
innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn
insya Allah (atau insyâ Allâh)
jamaah (bukan jemaah atau jama’ah)
Ka’bah
khutbah (bukan khotbah)
Madinah
Makkah
Muslim
Neraka Jahanam
r.a. (radliyallâh ‘anhu)
ridla
ruku’
sahih (bukan shahih atau saheh)
Saw. (bukan saw. atau s.a.w.)
shalat (bukan salat)
shalawat
Sunnah (untuk Nabi)
sunnah (untuk rukun)
Swt. (bukan SWT)
syahadat
Syariat (bukan syari’at)
tasawuf (bukan tasauf)
tauhid (atau tauhîd)
teologi
umat
ustad
wudlu

IV. Cara Penulisan Al-Quran dan Hadis

A. Al-Quran
1. Italic atau cetak miring.
2. Tidak menggunakan tanda kutip, kecuali aslinya memang bentuk tanya-jawab.
3. Titik di akhir tanda kurung
Contoh:
Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil (QS Al-Anbiyâ’ [21]: 112)
4. Setiap kutipan terjemahan Al-Quran diakhiri dengan keterangan surat tersebut. Ditulis dalam tanda kurung, terdiri dari QS (singkatan Al-Quran), nama surat, no surat dalam [ ], titik dua ( : ) dan ayat. Contoh: QS Al-Baqarah [2]: 120.

B. Hadis
1. Italic atau cetak miring
2. Menggunakan tanda petik
3. Titik di belakang tanda kutip.
Contoh:
“Carilah ilmu di negeri Cina”.
4. Penulisan hadis riwayat (HR Muslim)

V. Partikel al-
Penulisan partikel al- disesuaikan dengan konteks; apabila berkenaan dengan nama, kota, judul buku dan sifat Allah maka ditulis dengan besar (kapital). Namun kalau bersifat umum dan istilah kata-kata bahasa Arab maka ditulis kecil.
Contoh:
Al- besar : Al-Quran, Al-Farabi, Al-Syâfi‘î, Al-Bukhârî, Al-Rahmân
al- kecil : al-falâh, al-siyâsah, al-amânah

Lampiran 1

Contoh Daftar Isi Penelitian Kuantitatif
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL (kalau ada) vii
DAFTAR ILUSTRASI (kalau ada) viii
ABSTRAKSI ix
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xi

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Langkah-langkah Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Sumber data
3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
4. Instrumen/alat pengumpulan data.
5. Teknik Analisis Data
6. Hipotesis Statistik
E. Sistematika Pembahasan

BAB II. TINJAUAN TEORITIK
A. Tinjauan Teori
B. Pertanyaan Penelitian
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian

BAB III. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
C. Interpretasi Hasil Penelitian
D. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2
Contoh Daftar Isi Penelitian Kualitatif

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL (kalau ada) vii
DAFTAR ILUSTRASI (kalau ada) viii
ABSTRAKSI ix
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xi

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Langkah-langkah Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Sumber data
4. Alat Pengumpul Data
5. Teknik Analisis Data
E. Sistematika Pembahasan

BAB II. TINJAUAN TEORITIK
A. Tinjauan Teori
B. Pertanyaan Penelitian
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian

BAB III. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Latar dan Kehadiran Peneliti
B. Temuan Data dan Keabsahan Temuan
C. Analisis Data

BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran-saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 3

Contoh HALAMAN SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL

Halaman sampul dan halaman judul secara berurutan memuat (1) tulisan “Judul Skripsi”, (2) Skripsi “diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan agama Agama Islam”, (3) Logo perguruan tinggi, (4) Nama penulis lengkap dengan nomor induk mahasiswa, (6) Nama Jurusan dan Perguruan Tinggi, (7) Kota dan (8) Tahun Hijriah dan Masehi, seperti contoh berikut



Judul Skripsi


S K R I P S I
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan agama Agama Islam








Oleh:
Dede Iswadi
No. Induk 200477

Jurusan Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Haji Agus Salim
Cikarang Bekasi
1426/2005




Lampiran 4

Contoh HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Bekasi, 20 April 2005

Hal. : Skripsi Dede Iswadi
Lamp. : 6 (enam) eks. skripsi

Kepada Yang Terhormat,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Haji Agus Salim
Di –
Tempat

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Kami selaku pembimbing skripsi saudara:
Nama : Dede Iswadi
No. Induk : 200477
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Linguistika Al-Quran: Analisa Bahasa Al-Quran Muhammad Arkoun

Setelah meneliti dan memeriksa serta memberikan perbaikan seperlunya, dengan ini kami ajukan skripsi tersebut kepada Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Haji Agus Salim untuk dimunaqasyahkan.

Demikian besar harapan kami agar dapat menjadi maklum dan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Pembimbing I Pembimbing II



Drs. H. Amal Basyari, M. Pd. I . Drs. H. Darip Priana, M. Pd. I.


Lampiran 5

Contoh HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul LINGUISTIKA AL-QURAN: ANALISA BAHASA AL-QURAN MUHAMMAD ARKOUN telah diajukan dalam sidang munaqasyah jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim Cikarang Bekasi pada tanggal 30 April 2005 dengan nilai cum laude/A. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada jurusan pendidikan Agama Islam.

Bekasi, 30 April 2005

SIDANG MUNAQASYAH

Ketua Sidang Sekretaris Sidang



Drs. H. Badru Tamam, M. Pd. I Drs. H. Shobirin, M. Pd. I.


Pembimbing I Pembimbing II



Drs. H. Amal Basyari, M. Pd. I. Drs. H. Darip Priana, M. Pd. I.


Penguji I Penguji II



Drs. H. Ilin Nuryadin, M. Pd. I. Drs. Karyoto, WS., M. Pd. I.

Lampiran 6

Contoh ABSTRAKSI

Judul: Prestasi Kognitif Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Hubungannya Dengan Akhlak Mereka di Sekolah (Penelitian di Kelas I SMUN 6 Bandung)

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sarat dengan nilai-nilai moral, supranatural dan lebih mengutamakan dimensi aplikatif di samping teoritis. Tujuannya adalah menghasilkan lulusan yang bukan saja hanya sekedar pintar secara intelektual, namun lebih dari itu harus dapat membentuk kepribadian yang berbudi pekerti atau berakhlak yang baik (al-akhlâq al-karîmah). Kenyataan di SMUN 6 Bandung menunjukan terjadinya anomali antara pengetahuan siswa yang baik dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan akhlak mereka yang kurang baik di sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami realitas prestasi kognitif siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam, dan akhlak mereka di sekolah serta untuk mengetahui realitas hubungan antara keduanya.
Penelitian ini bertolak dari sebuah pemikiran bahwa ranah kognitif merupakan ranah yang sangat penting bagi siswa untuk dapat memahami dan meyakini faedah-faedah materi agama yang nantinya dapat mempengaruhi benarnya pengamalan mereka terhadap ajaran Islam, salah satunya adalah akhlak. Adapun hipotesis yang diajukan adalah semakin tinggi prestasi kognitif seorang siswa pada pendidikan agama Islam, maka akan semakin baik akhlak mereka di sekolah, begitu pula sebaiknya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan observasi, wawancara, angket, tes dan studi kepustakaan. Adapun analisis datanya menggunakan pendekatan atau analisis statistik.
Hasil penghitungan data menunjukan bahwa realitas prestasi kognitif siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam menunjukan kualifikasi baik, dengan rata-rata sebesar 74,08. Sedangkan realitas akhlak mereka di sekolah menunjukan derajat cukup, dengan nilai rata-rata sebesar 3,2. Hubungan antara kedua variabel tersebut adalah signifikan karena “t” hitung lebih besar dari “t” tabel, yakni 8,06>1,68. Kemudian korelasi di antara keduanya menunjukan korelasi tinggi dengan nilai harga koefisien korelasi sebesar 0,73 berada pada rentang 0,60-0,80. Derajat pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 31%. Ini berarti masih terdapat 69% lagi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi akhlak siswa di sekolah.


Lampiran 7

Contoh DAFTAR TABEL

1. Pendapat orang tua tentang minat para siswa untuk belajar agama 20
2. Yang memberi pengaruh terhadap sikap mental yang baik bagi para siswa
siswa 43
3. Yang memberi pengaruh terhadap sikap para siswa dalam segala perbuatan 56
4. Pengaruh utama siswa untuk suka menolong orang lain 61
5. Pengaruh utama siswa untuk giat belajar 66
6. Yang mempengaruhi sikap hormat siswa kepada orang tua dan guru 69
7. Pengaruh utama siswa untuk giat melakukan shalat 70
8. Yang mempengaruhi siswa untuk meninggalkan perbuatan yang kurang baik 72

Lampiran 8

Contoh DAFTAR ILUSTRASI

1. Peta Lokasi Madrasah Aliyah Negeri Cikarang 12
2. Grafik jumlah siswa dari tahun 1995-2005 25
3. Grafik siswa yang lulus ujian negara dari tahun 1995-2005 33
4. Peta korelasi belajar siswa antara matematika dan fisika 41
5. Peta korelasi belajar siswa antara pendidikan agama Islam dan Akhlak 52
6. Peta korelasi hasil belajar antara menghafap dan menghitung 69

Lampiran 9
Contoh DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali, Merawat Cinta Kasih, Jakarta: Pustaka Antara, 1977, cet. 1.
Amin, Ahmad, Fajr al-Islâm, Al-Qahirah: Maktabah al-Nahdlah al-Mishriyyah, 1965.
Esack, Farid, Qur’an, Liberation, and Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligious Solidarity Againts Oppression, England: Oneworld, 1997.
Hamka, Tasawuf: Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1952, cet. 1.
Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik, Jakarta: Paramadina, 1997.
Hendrik Meuleman, Johan (ed.), Tradisi, Kemodernan, dan Metamodernisme: Memperbincangkan Pemikiran Mohammed Arkoun, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1994
Iswadi, Dede, “Politisi ala Fir’aun”, Forum, vol. XXVIII, 20, Maret, 2003.
__________, (peny.), Hermeneutika Al-Quran Nasr Hamid Abu Zaid, Jakarta: Korpus, 2002.
Mihkhail, Hanna, Politic and Revelation, Edinburg: Edinburg University Press Ltd., 1995.
Muzani, Saeful, “Quick Count dan Demokrasi”, Kompas (Jakarta), 20 April 2004.
Nasution, Harun, Islam Rasional, Bandung: Mizan, 1995, cet. ke-2.
_____________, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1973, cet. Ke-3, jil. 1.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jakarta: Andi Offset, 1982.












BUKU
Panduan Penulisan Skripsi



















Sekolah Tinggi Agama Islam
Haji Agus Salim
Cikarang Bekasi

Daftar Isi

BAB I PENYUSUNAN SKRIPSI
A. Pengertian Skripsi 1
B. Sistematika Penulisan Skripsi 1
1. Rincian dan Urutan Isi 1
2. Cara Penyajian 1
C. Metode Penelitian 4
1. Metode Kuantitatif 4
2. Metode Kualitatif 7

BAB II KETENTUAN MAHASISWA, DOSEN PEMBIMBING
DAN SEMINAR PROPOSAL
A. Persyaratan Akademis Mahasiswa 11
B. Persyaratan Dosen Pembimbing 11
C. Jumlah Pembimbing 11
D. Tugas Dosen Pembimbing 11
E. Status Dosen Pembimbing 11
F. Kewajiban Pembimbing 12
G. Seminar Proposal 12

BAB III TEKNIS PENULISAN SKRIPSI
A. Penggunaan Bahasa 13
B. Jenis dan Ukuran Kertas 13
C. Teknik Pengetikan 13
D. Bentuk Tulisan Judul 13
E. Kutipan Langsung 14
F. Kalimat Elips 14
G. Singkatan dan Akronim 15
H. Catatan Kaki (footnote) 16
I. Daftar Pustaka 19
J. Penulisan Istilah-istilah keislaman 20

Lampiran-lampiran
Lampiran 1: Contoh Daftar Isi Penelitian Kuantitatif
Lampiran 2: Contoh Daftar Isi Penelitian Kualitatif
Lampiran 3: Contoh Halaman SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL
Lampiran 4: Contoh HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Lampiran 5: Contoh HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Lampiran 6: Contoh ABSTRAKSI
Lampiran 7: Contoh DAFTAR TABEL
Lampiran 8: Contoh DAFTAR ILUSTRASI
Lampiran 9: Contoh DAFTAR PUSTAKA

di buat oleh :
Dede Iswadi, M.Ag. (Ketua STAI HAS Cikarang) dan
Nasrulloh, S.Ag., M.Hum. (Puket I STAI HAS Cikarang)